Kapur Tulis atau Spidol
Saat ini, kebanyakan papan tulis
menggunakan whiteboard, dengan alat tulisnya adalah spidol.
Baik itu di ruang kuliah, ruang
sekolah, ruang kursus, ruang presentasi, sampai di ruang belajar anak (jadi
berasa udah punya anak), alat oret-oretnya menggunakan whiteboard.
Kapur tulis sudah tergeser oleh
spidol, karena spidol dipandang lebih rapi, efisien, modern, dan (katanya)
lebih sehat.
Sedangkan kapur tulis dipandang
lebih kuno, belepotan di tangan, berdebu, dan terutama mengganggu kesehatan
pernafasan.
Padahal menurut penelitian di
laboratorium ITB, barusan di Trans7: Asal Usul, dibuktikan bahwa kandungan
dalam kapur tulis tidak membahayakan pernafasan.
(maaf tidak bisa copy-paste siaran
TV di sini)
Hanya mungkin butiran kapur tulis
kadang menyebabkan sedikit rasa panas di kulit (untuk beberapa orang). Tapi
karena debu kapur tulis tergolong ukuran besar, butirannya tertahan oleh filter
udara pertama dalam tubuh, sehingga tidak sempat masuk ke dalam paru-paru.
Justru bahan kimia pelarut dalam
spidol yang terhisap tubuh, dapat mengganggu kesehatan, karena ukurannya yang
lebih kecil dan lebih berbahaya.
Jadi, sebaiknya dibudayakan kembali
penggunaan kapur tulis, toh jika diperlukan, kapurnya dapat dipotong dan
dilemparkan ke siswa yang ngantuk.